Lowongan Kerja Hotel

Saturday

Sad and Fun HoneyMoon (Episode 9)

Sad and Fun HoneyMoon

Cho Kyuhyu, Shin Ae Sun, Choi Hyerin

    Cast: Cho Kyuhyu, Shin Ae Sun, Choi Hyerin


    Disclamer: FF ini murni hasil imajinasi dari Author sendiri! Jika ada Typo yang bertebaran itu bukan salah mata kalian, tapi salah Keyboard o_O. Don't Bash!! Don't Copy!! Just for Fun ^^ 



    Previous part^^
    Dengan langkah gontai, Ae Sung menyusuri trotoar jalan yang terletak di daerah Nusa Dua itu. Air matanya tidak berhenti menetes, bahkan semakin deras. Suhu udara Pulau Bali sangat dingin malam ini, sementara Ae Sung hanya mengenakan kemeja biru dan celana jeans sebatas lututnya saja.


    Tiiiinnnn..


    Ae Sung tersentak begitu mendengar suara klakson mobil. Tanpa ia sadari, kakinya melangkah hampir ke tengah jalan. Ia tidak fokus dengan apa yang ada di depannya.

    "Kau menyebalkan Cho Kyuhyun. Sangat menyebalkan. Bagaimana bisa aku mencintai mu, huh? Sedikit pun kau tidak pernah mengerti diri ku. Aku lelah. Aku sangat lelah seperti ini." Umpat Ae Sung seiring air matanya yang tetap mengalir di pipi chubbynya.

    Ae Sung berbalik lalu melangkah menuju hotel, Ia berniat menyelesaikan masalahnya dengan Kyuhyun malam ini juga.


    Braakkkk...



    ~Story Begin~


    Bunyi keras itu berhasil menghentikan langkah Ae Sung. Debaran jantungnya terasa tidak enak, apakah ada sesuatu yang terjadi. Matanya mengarah ke sumber suara. Ya, telah terjadi kecelakaan tepat di seberang jalan tempat Ae Sung berdiri saat ini.

    "Sung-ah.." Seseorang berteriak dari seberang jalan. Ae Sung menyipitkan matanya memastikan siapa namja itu.

    Dengan sigap namja itu berlari menghampiri Ae Sung, meski di pelipis kirinya mengalir darah segar. Ae Sung bisa melihat luka itu dengan jelas. Bertemu pandang dengan namja bertubuh tinggi dihadapannya, membuat jantung 

    Ae Sung terasa berhenti berdetak. Namja itu tersenyum, merentangkan tangannya lalu berjalan selangkah demi langkah menghampiri yeoja yang kini hanya diam bak patung.

    "Kemarilah.." Pinta namja itu dengan suara lirihnya. Sejujurnya saat ini namja itu tengah menahan perih luka yang tergores di pelipisnya. Disamping lukanya sendiri, ia juga harus menyembuhkan luka hati yang telah ia goreskan di hati Ae Sung.

    Tak ada gerakan dari Ae Sung. Tubuhnya membeku melihat namja itu -Kyuhyun- menatapnya dengan tatapan memohon. Ampuh! Ae Sung tersenyum diiringi dengan tetesan bening yang mulai berjatuhan membasahi pipinya. 

    Sesuatu dari dalam diri Ae Sung mendorongnya untuk memeluk Kyuhyun. Melingkarkan tangannya di pinggang Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun, mendekap yeoja yang kini bisa ia jangkau dengan sangat erat. Ia tidak peduli lagi dengan cucuran darah segar dari pelipisnya.

    "Mianhae.." Kyuhyun mengusap dari kepala Ae Sung hingga ke punggungnya. Berusaha menenangkan yeoja itu yang kini sedang menangis. Menangis karena takut atau menangis karena melihat Kyuhyun dalam ke adaan seperti sekarang? Entahlah. Kyuhyun sendiri tidak bisa menahan gejolak dalam dirinya untuk tidak melepas pelukan mereka. Biarkan seperti ini.

    Membasahi kemeja Kyuhyun dengan air mata kesedihannya. Menyingkirkan segala emosi dan gengsi yang sempat menghantui dirinya. Jemari tangannya semakin kuat meremas kemeja Kyuhyun kala isakan demi isakan itu keluar dari bibir mungilnya yang bergetar hebat. Bahkan tanpa ia sadari tetasan darah yang keluar dari pelipis Kyuhyun telah menodai kemeja biru yang ia kenakan. 'Kau bodoh Cho Kyuhyun. Kau sangat bodoh.'Umpatnya dalam hati.

    "O..oppa.." Suara Ae Sung terdengar pelan namun masih bisa tertangkap oleh indera pendengaran Kyuhyun.

    Tidak menjawab panggilan dari yeoja yang sedang ia peluk, bahkan Kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya. 
    Hingga ia rasa tidak kuat lagi menahan rasa sakit di pelipisnya. Kyuhyun melepas pelukannya, menakup wajah Ae Sung. Menghapus air mata yang menurutnya sangat berharga.

    "Berhenti menangis." Ucapan Kyuhyun terdengar seperti perintah. Ae Sung menarik nafasnya, berusahan menghilangkan tangisnya. Sepertinya susah, meski air mata tidak lagi mengalir tapi isakan itu masih saja terlihat dengan sangat jelas.

    "Oppa.. Kepala m.."

    "Ssstt.." Jari telunjuk Kyuhyun yang menempel di atas bibir Ae Sung sukses menghentikan kalimat khawatir dari yeoja itu. Kyuhyun menggeleng serta tersenyum.

    "Aku hanya perlu sedikit obat untuk luka ini."

    "Ayo kita ke rumah sak.."

    "Tidak perlu. Obat ku sudah ada disini." Kyuhyun menyentuhkan ibu jarinya dibibir Ae Sung.

    Seketika tubuh Ae Sung menegang. Serasa mendapat hantaman benda keras tepat di dadanya. Debaran jantungnya pun tidak menentu, sikap Kyuhyun sudah berubah. Sesekali Ae Sung menarik nafasnya lalu tersenyum ke arah Kyuhyun. Berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

    Mata Kyuhyun melirik ke tempat kecelakaan. Bisa ia dengar dengan sangat jelas, sirine mobil ambulnce datang mendekat. Salah seorang yang melihat kecelakaan itu pasti sudah menelpon petugas rumah sakit dan juga polisi setempat.

    "Kita kembali ke hotel." Kyuhyun menarik paksa pergelangan tangan Ae Sung. Ia tidak ingin dilibatkan dalam kecelakaan itu, meski pelipisnya tergores kecil.

    Ae Sung menatap sendu punggung namja yang kini sedang menari paksa dirinya menuju hotel. Tangan kiri si namja sibuk mengusap darah yang mengalir di pipinya. Gelisah mulai menghampirinya. Apakah sikap Kyuhyun yang seperti ini akan bertahan lama?

    Keadaan malam menguntungkan bagi Kyuhyun. Itu artinya tidak akan ada yang melihatnya dalam keadaan seperti ini. Kyuhyun langsung mendudukkan tubuhnya di sofa, bersandar pada sofa. Sedangkan Ae Sung menatap sendu ke arah Kyuhyun. Apa Kyuhyun lari mengejarnya??

    "Biar ku bersihkan." Tawar Ae Sung yang saat ini sedang sibuk membuka kotak P3K milik hotel. Menuangkan alkohol ke kapas lalu mengusapkan dengan pelahan ke pelipis Kyuhyun.

    "Akkkh.. Ssh.. Pelan-pelan.." Kyuhyun meringis menahan perih. Meski begitu, matanya menadang lekat wajah Ae Sung. Getaran dalam dirinya begitu kuat, ingin rasanya ia mengikat yeoja ini dengan hal yang mungkin akan ia lakukan. Perbuatan itulah yang akan mengikat Ae Sung dan Kyuhyun.

    "Kau bodoh." Ucap Ae Sung dingin. Tanpa sadar, mata mereka bertemu. Memancarkan sebuah ikatan yang mungkin tidak akan mudah terpisahkan.

    "Pengendara itu yang menyerempet ku." Kyuhyun mencoba membela dirinya sendiri, terhindar dari tuduhan negatif yang mungkin akan keluar dari bibir Ae Sung.

    "Apa kau mengejar Hyerin hingga tidak melihat mobil yang sedang melaju kencang?" Kyuhyun terbelalak kaget, sepertinya Ae Sung sedang marah. Maksud perkataannya mendekati sebuah sindiran, jika Kyuhyun menanggapinya dengan emosi bisa saja mereka akan bertengkar lagi. Baiklah, kali ini saja Setan Game itu mengalah.

    Tidak memperdulikan tatapan dari Kyuhyun, tangan Ae Sung tetap lihai membersihkan luka Kyuhyun dengan alkohol lalu meneteskan sedikit obat merah pada luka itu.

    "Stop. Perihh.." Ringis Kyuhyun manja. Tangan Kyuhyun menahan tangan Ae Sung yang sedang meneteskan sedikit obat merah, sebelum luka itu dibalut dengan perban. Ae Sung berdecak.

    "Diamlah Tuan Cho. Bagaimana jika luka mu ini infeksi? Kecerdasan mu mungkin akan berkurang." Ae Sung melepas genggaman tangan Kyuhyun lalu kembali meneteskan obat merah itu. Ia tidak peduli dengan rintihan dari Kyuhyun, yang terpenting adalah Kyuhyun baik-baik saja ditangannya.

    "Beres. Sekarang istirahatlah." Ae Sung berdiri lalu berjalan menuju nakas, meletakkan kotak P3K itu di tempat semula.

    Kyuhyun meraba pelipisnya yang berbalut perban. Senyumnya mengembang mengetahui sang istrilah yang mengobati lukanya kali ini. Tapi itu belum cukup, luka dalam hati Ae Sung masih ada. Dan Kyuhyun ingin menghapus luka itu secepatnya.

    Kyuhyun beranjak, mengikuti Ae Sung yang sudah merebahkan dirinya di ranjang. Menarik selimut hingga menutup setengah badannya. Merapatkan posisi tidurnya agar berdekatan dengan Ae Sung, ikatan itu tidak akan ia lakukan sekarang. Momentumnya belum pas.

    "Lepaskan." pinta Ae Sung dengan nada suara ketus. Kyuhyun menggeleng, ia semakin melingkarkan tangannya. Menenggelamkan wajahnya di leher Ae Sung. Semakin membuat Ae Sung mati gaya.

    "Tutup mata mu." Ae Sung tersentak. Bagaimana Kyuhyun tau matanya belum terpejam? Ini semua gara-gara pelukan dari Kyuhyun. Ae Sung menghela nafas kasar lalu memejamkan matanya, memulai alam mimpinya sendiri yang mungkin akan membuatnya menyadari perubahan sikap Kyuhyun.


    &__&&__&


    "Bangunlah chagiya.." Sesorang berbisik membuat ke tentraman yeoja yang sedang bergulat dengan alam mimpinya melenguh sedikit. Mengerjapkan mata sipitnya beberapa kali sebelum akhirnya ia menemukan titik kesadarannya yang pulih kembali.

    Menatap mata namja yang berada beberapa centi di atasnya. Senyum miring yang mirip seringaian menghiasi wajah tampan namja itu. Seketika yeoja yang sejak tadi terdiam di bawah kuasaan si namja berontak dan mendorong paksa wajah si namja agar menjauh.

    "Apa yang kau lakukan, eoh?" Bentak yeoja itu -Ae Sung- dengan melempar bantal ke arah Kyuhyun. Dan lemparan itu tepat mengenai wajah Kyuhyun.

    "Katakan Cho Kyuhyun-ssi. Apa yang kau lakukan pada ku?" Kini Kyuhyun bisa menghindar dari serangan bantal yang berasal dari Ae Sung. Kyuhyun tersenyum, senyum yang sulit diartikan oleh Ae Sung.

    "Kau pikirkan saja." Sepatah kata itu berhasil menghentikan tangan Ae Sung yang hendak melempar bantal ke arah Kyuhyun. Kedua alisnya bertaut menandakan ia sedang bingung.

    Melihat Ae Sung tak lagi melempari-nya dengan bantal, segera Kyuhyun menindih tubuh mungil istrinya itu. Mengunci lalu menatapnya tajam, seolah tidak ingin lepas. Ae Sung mengerjapkan matanya kaget, suaminya sendiri kini sedang berada di atasnya dengan wajah yang err.. Menggoda.

    "Kau.."

    "Diamlah. Tak ada yang terjadi semalam. Ingatan mu buruk sekali." Kyuhyun menyentil pelan kepala Ae Sung. Perlahan Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajah Ae Sung, arah matanya pun menuju ke bibir Ae Sung yang sedikit mengerucut akibat ulah Kyuhyun. Ae Sung memang sedang kesal. Namun, kekesalannya tidak akan ada artinya melihat Kyuhyun yang kini menempelkan bibirnya di bibir Ae Sung. Memejamkan mata indahnya dengan damai membuat Ae Sung mengikuti apa yang Kyuhyun lakukan.

    'Kau milik ku.' batin Kyuhyun kala merasakan bibirnya di lumat kecil oleh istrinya. Tangan kanan Kyuhyun menyusup ke belakang, meraba punggung Ae Sung lalu perlahan naik menuju tengkuk yeoja itu.
    Tak ada yang memperdulikan suara kicauan burung pagi diluar. Kedua insan ini masih sibuk dengan pergumulan mereka. Seolah mendapat apa yang disebut surga dunia, Kyuhyun melepas ciumannya. Tangannya mengusap bibir Ae Sung yang basah akibat ulahnya.

    "S..Saranghaeyo." Ucap Kyuhyun gugup. Debaran jantungnya tidak tentu, sungguh. Mengatakan cinta pada yeoja yang selama ini ia campakkan begitu sulit. Selama ciuman mereka berlangsung tadi, sebenarnya Kyuhyun tengah mengumpulkan keberaniannya.

    Sudut mata Ae Sung mengalir sebuah sungai kecil. Mencoba mencerna maksud ucapan Kyuhyun, meski terasa sulit baginya. Bisa dikatakan, saat ini ribuan kupu-kupu memenuhi rongga paru-parunya. Bahagia mendengar Kyuhyun mengatakan cintanya.

    "Waeyo?" Kyuhyun menghapus jejak air mata yang mengalir dari sudut mata istrinya itu. Menatap dalam manik mata Ae Sung.

    "Apa cinta mu sudah hilang? Apa kau tidak mencintai ku lagi? Apa cinta mu sudah milik Lee Dong.." Sebelum Kyuhyun meneruskan kalimatnya, Ae Sung sudah menutup bibir namja itu dengan bibirnya. Menyalurkan cinta yang ia miliki dengan caranya sendiri.

    "Sampai kapan pun cinta ku tidak akan pernah terbagi. Hanya untuk mu oppa." Lirih Ae Sung yang semakin mengalirkan air mata bahagianya.

    Kyuhyun tersenyum. Ia kemudian bangun dari atas tubuh Ae Sung, mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang. "Mandilah.. Hari ini kita jalan-jalan." titah Kyuhyun.

    Ae Sung menatap tak yakin ke arah Kyuhyun. Ia takut kejadian di Art Center akan terulang kembali. Menggoreskan luka yang lebih dalam lagi. Kyuhyun menoleh, merasa Ae Sung tak beranjak dari tidurnya.

    "Aku serius. Hyerin sudah kembali ke Korea." Ucap Kyuhyun yang tau arti tatapan Ae Sung. Sudah pasti ingatan Ae Sung kembali memutar kejadian saat itu.

    "Kita akan ke mana?" Ae Sung beranjak lalu duduk di samping Kyuhyun seraya mengikat rambutnya, menunjukkan leher jenjangnya pada Kyuhyun. Dengan susah payah, Kyuhyun menelan silvanya melihat apa yang Ae Sung tunjukkan.

    "Ke tempat yang kau kunjungi bersama Donghae yang menyebalkan itu."

    "Wae? Tidak terjadi apa pun pada kami." Kyuhyun berdecak kesal memalingkan wajahnya.

    "Aku yakin kau masih mengingatnya. Dan mulai hari ini, aku akan menghapusnya dari ingatan mu." Ae Sung memutar bola matanya dengan kesal. Sikap menyebalkan Kyuhyun jauh melebihi Donghae, bahkan Donghae tidak semenyebalkan Kyuhyun.

    "Nde. Terserah kau saja." Ujar Ae Sung lalu mlangkah menuju kamar mandi.


    &__&&__&


    Suasana pinggir pantai cukup ramai, mengingat sekarang weekend. Banyak penduduk lokal yang datang ke pantai untuk sekedar jalan-jalan atau mandi. Beberapa dari mereka ada juga wisatawan yang sedang berlibur.

    Tak jauh dari ombak, dua sejoli yang sedang di mabuk cinta duduk beralaskan pasir pantai yang putih. Tangan kanan si namja merangkul yeoja yang ada disampingnya, membuat jarak antara keduanya sangat dekat.

    "Kau bahagia?" Tanya Kyuhyun. Ae Sung mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk dengan bersandar pada dada Kyuhyun.

    "Tentu saja." Sahut Ae Sung. Tangan Ae Sung mencubit gemas perut Kyuhyun hingga Kyuhyun meringis kesakitan.

    "Kenapa kau tidak mempunyai abs oppa?" Tanya Ae Sung dengan nada merendahkan. Kyuhyun melepas rangkulannya.

    "Lalu kenapa hidung mu tidak mancung?" Kyuhyun balik tanya dengan menarik hidung Ae Sung ke depan.

    "Yak! Hidung ku mancung oppa. Hanya saja, mancungnya ke dalam." Sahut Ae Sung mengelus hidungnya yang memerah. Kyuhyun terkekeh melihat tingkah Ae Sung yang tidak mau mengakui hidungnya pesek (?).

    "Ayo kita jalan-jalan. Aku yakin Donghae mengajak mu jalan-jalan ke berbagai tempat. Sekarang tunjukkan pada ku tempat itu." Ajak Kyuhyun menarik tangan Ae Sung.

    Ae Sung menahan tarikan dari Kyuhyun. Ucapan Kyuhyun membuatnya sedikit risih, seakan Kyuhyun mengintimidasi dirinya secara tidak langsung. Ia berbuat seperti itu karena siapa? Karena Kyuhyun yang memulai duluan.

    Menyadari Ae Sung menolak ajakannya, Kyuhyun berbalik lalu tersenyum. melihat wajah Ae Sung yang sedikit kesal membuatnya terkekeh.

    "Aku hanya bercanda. Aku tau, yeoja hidung macung ke dalam ini hanya mencintai ku seorang." Ucap Kyuhyun mengapit hidung Ae Sung dengan jari telunjuk dan jari tengahnya kemudian mengoyang-goyangkan sedikit.

    "Dan namja tanpa abs di depan ku ini, hanya mencintai ku seorang." Balas Ae Sung dengan menunjuk-nunjuk perut Kyuhyun.

    Mereka kembali melangkah menuju jalan setapak tempat Ae Sung bertabrakan dengan Donghae. Sebuah senyum kecil menghiasi wajah Ae Sung jika Ia mengingat insiden tabrakan itu.

    "Aku melihat mu dan Donghae di sini." Ucap Kyuhyun yang melihat Ae Sung senyum-senyum tak jelas. Ae Sung tersentak lalu menghilangkan senyumnya.

    "Aku melihat oppa dan Hyerin di sana BERCIUMAN." Sahut Ae Sung menekan kata terakhirnya seraya menunjuk sebuah restoran dengan meja dan kursi yang berada sangat dekat dengan pantai.

    "Dada ku sesak melihat mu dengannya." Kata Kyuhyun lagi. Ia menoleh ke arah Ae Sung yang sedang menatap jauh ke arah restoran. Mungkin memori otaknya sedang memutar apa yang terjadi saat itu.

    "Aku menangis melihat mu, oppa." Lirih Ae Sung terdengar berat dan seperti ingin menangis. Menyadari perubahan raut wajah Ae Sung, tangan Kyuhyun kembali merangkul pinggang Ae Sung, mencoba merapatkan posisi mereka. Ae Sung melingkarkan tangannya dipinggang Kyuhyun dengan berpegangan sedikit pada kemeja biru yang Kyuhyun kenakan.

    "Kenapa kau menangisi ku?" Tanya Kyuhyun. Ae Sung mendongak melihat Kyuhyun.

    "Entahlah. Aku menyesal menangisi namja seperti mu." Sahut Ae Sung santai. Kyuhyun tersentak, Ia memutar bola matanya kesal mendengar jawaban Ae Sung.

    "Kau menyesal menangisi ku?" Ae Sung menggeleng.

    "Jangan membahas masalah itu lagi, oppa." Kyuhyun mengangguk mengerti. Ia tidak ingin mengungkit sakit hati Ae Sung.

    Tak ada hal yang mereka lakukan selain berpegangan tangan dan tersenyum. Menunjukkan kebahagiaan mereka pada khalayak ramai.

    "Oppa.." Kyuhyun menoleh.

    "Saranghaeyo.." Ae Sung mengecup pipi kanan Kyuhyun lalu lari menjauhi Kyuhyun.

    Sementara Ae Sung lari, Kyuhyun masih diam mematung. Tak percaya dengan apa yang Ae Sung lakukan padanya tadi. Tangannya terangkat mengelus pipinya yang mendapat ciuman singkat dari istri tercinta, senyum Kyuhyun begitu manis. Namun, runtuh seketika saat melihat Ae Sung tengah meringis kesakitan.

    "Chagiya.. Kau kenapa?" Kyuhyun membantu Ae Sung bangun. Di lututnya tergores sedikit luka.

    "Aku tersandung batu itu oppa.. Akkh. Perih sekali." Kata Ae Sung manja. Kyuhyun memapah Ae Sung ke pinggir jalan setapak yang tadi mereka lewati. Duduk berdua memandang laut lepas.

    "Masih sakit?" Dengan lembut Kyuhyun meniup luka di lutut Ae Sung.

    "Sedikit." Ae Sung menjauhkan lututnya dari wajah Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun, menatap istrinya heran bercampur khawatir. Bagaimana bisa Ae Sung terjatuh seperti itu?

    "Oppa.. Apa kita harus berpisah saja?" Pertanyaan yang membuat Kyuhyun terbelalak kaget. Berpisah?

    "Apa maksud mu? Kita tidak akan berpisah sampai kapan pun." Kata-kata Kyuhyun seolah menunjukkan sebuah keharusan dimana mereka tidak boleh berpisah.

    "Tapi aku tak.."

    "Kau takut aku meninggalkan mu? Kau takut aku kembali pada Hyerin?" Ae Sung menoleh disertai anggukannya yang lemah. Ia membenarkan ucapan Kyuhyun. Hal itu yang selama ini menghantuinya.

    Kyuhyun merangkul Ae Sung, membiarkan yeoja itu menyandarkan kepalanya dibahu Kyuhyun. Berusaha meredam pikiran buruk yang selama ini berkecamuk dalam otak Ae Sung. "Aku hanya mencintai mu. Just One." Kyuhyun mengacungkan jari telunjuknya.

    "Maukah kau berjanji untuk ku?" Kyuhyun mengangguk yakin. Ia akan melakukan apa pun untuk melindungi Ae Sung.

    "Jangan tinggalkan aku lagi." Kyuhyun memutar kepalanya hendak mencium Ae Sung.

    "Oppa.." Panggil Ae Sung dengan nada suara kesal. Kyuhyun mengurungkan niatnya mengecup kembali bibir sang istri. Ia berdiri lalu beranjak pergi meninggalkan Ae Sung.

    "Ke mana oppa?" Teriak Ae Sung.

    "Tunggu sebentar. Aku akan segera kembali." Kyuhyun berlari menjauhi Ae Sung. Langkah kakinya menuju hotel, ya. Kyuhyun mengambil kamera yang sengaja ia bawa. Sebelum kembali ke pantai, Kyuhyun menghampiri meja receptionist.

    "Siapkan makan malam romantis untuk ku malam ini." Ucap Kyuhyun dengan nafas yang belum normal karena berlari tadi.

    Petugas itu hanya tersenyum, mengerti keadaan Kyuhyun yang kelelahan. "Baiklah. Tempat akan kami siapkan, makanan tradisioal atau Korea?"

    Kyuhyun berpikir sejenak. Pilihan yang sulit baginya, ia tidak tau Ae Sung suka makanan apa. Tapi ia ingat, selama berada di Bali Ae Sung selalu memesan nasi goreng. "Kalian tau bukan makanan yang selalu di pesan oleh istri ku?" Si petugas mengangguk mengerti lalu mengalihkan pandangannya ke komputer yang ada di bawahnya.

    "Baiklah. Dinner kami siapkan jam 7 malam. Anda ingin di pinggir pantai.."

    "Pinggir pantai saja." Sela Kyuhyun sebelum petugas cantik itu meneruskan ucapannya.

    "Sudah?" Petugas itu mengangguk. Kyuhyun melenggang pergi meninggalkan petugas itu tanpa pamit. Ia bergegas menuju ke pantai tempat Ae Sung duduk.

    Selama berjalan, tangan Kyuhyun sibuk mengutak atik kamera yang ia bawa. Mencoba beberapa kali pada objek di sekitarnya. Dengan langkah mengendap-endap Kyuhyun mendekati Ae Sung yang sedang menatap laut. Rambutnya seolah menari di terpa angin pantai yang cukup kencang.

    "Kimchi.." Ckriit.

    Ae Sung menoleh kaget begitu mendengar suara Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun tengah asik meliht hasil fotonya. Ae Sung terlihat sangat cantik dalam foto itu. Beberapa kali Kyuhyun menatap Ae Sung lalu kembali menatap foto Ae Sung di kameranya.

    "Oppa.. Kenapa lama?" Kata Ae Sung kesal dengan mengempoutkan bibirnya. Sekali lagi Kyuhyun mengambil gambar Ae Sung yang menurutnya lucu.

    "Oppa.." Bentak Ae Sung kesal karena merasa diabaikan dengan adanya kamera itu. Kyuhyun duduk di samping Ae Sung.

    "Ige. Lihatlah. Kau sangat cantik." Puji Kyuhyun seraya menunjukkan hasil jepretan asalnya pada Ae Sung.

    "Kau menyebalkan oppa." Dengan kesal Ae Sung berdiri lalu melangkah pergi meninggalkan Kyuhyun yang tengah sibuk berkutat dengan kameranya.

    "Yak! Kau mau ke mana eoh?" Teriak Kyuhyun mengejar Ae Sung.

    Ae Sung tetap melangkah meninggalkan Kyuhyun. Beberapa kali Kyuhyun mencoba menggapai tangan Ae Sung, namun Ae Sung tetap menghempaskannya. Kali ini ia sangat kesal pada Kyuhyun.

    "Oppa.."

    Kyuhyun menoleh ke sumber suara yang membuat langkahnya terhenti. Seperti mendapat hantaman gelombang ombak besar, Kyuhyun terdiam. Matanya memanas dan merah.

    "Kau.." Ucap Kyuhyun tak percaya. Selama ini ia sudah mampu melupakan yeoja yang kini tengah berjalan menghampiri dirinya.

    "Oppa, aku merindukan mu." Yeoja itu lari dengan senyum senangnya mendekati Kyuhyun lalu memeluknya. Pelukan itu membuat Kyuhyun tak mampu berkutik.

    "Tidak. Lepaskan aku Hyerin-ssi!" Bentak Kyuhyun melepas paksa pelukan Hyerin.

    "Waeyo, oppa?" Tanya Hyerin heran.

    Di belakang Kyuhyun berdiri seorang yeoja yang sedang menahan amarahnya. Dia Ae Sung, matanya memerah bahkan sudah terlihat jelas gumpalan cairan bening yang siap tumpah ruah jika dirinya tidak menahan barang sedetik saja.

    "Kau yeoja gila. Aku tidak akan kembali pada mu. Sudah cukup kau menghancurkan kehidupan rumah tangga ku dulu. Dan sekarang, aku tidak ingin melihat mu lagi." Hyerin terperangah tak percaya mendengar ucapan Kyuhyun. Dalam benanknya, ia menyesal menemui Kyuhyun. Alasan utamanya hanya ingin menyampaikan salam perpisahan mereka, karena sebentar lagi dirinya akan pergi ke Amerika mengikuti Siwon yang akan bekerja di sana.

    Hyerin mengangguk pelan lalu tersenyum ke arah Ae Sung yang sedang berjalan mendekati dirinya dan Kyuhyun. Melihat senyum Hyerin yang tak mengarah padanya, Kyuhyun menoleh ke belakang. Segera Kyuhyun merangkul Ae Sung.

    "Aku hanya ingin berpamitan dengan kalian." Lirih Hyerin. Ae Sung melepas rangkulan Kyuhyun lalu melangkah mendekati Hyerin yang kini menundukkan kepalanya. Memeluk yeoja yang pernah menjadi kerikil tajam dalam rumah tangganya itu. Hyerin mendongakkan kepalanya begitu ia merasakan pelukan hangat dari Ae Sung.

    "Mianhaeyo Sung-ya. Aku memang salah, tak seharusnya aku menyakiti mu dengan seperti itu." Ae Sung tersenyum tangannya mengusap pelan punggung Hyerin yang tengah menangis.

    "Nde, aku mengerti." Sahut Ae Sung seraya melepas pelukannya. Mendaratkan kedua tangannya dibahu Hyerin. "Kau akan pergi ke mana?"

    "Aku akan ikut bersama Siwon oppa ke Amerika." Kyuhyun sendiri masih diam menatap dua orang yeoja yang pernah mengisi hari-harinya. Perlahan Kyuhyun mendekati Ae Sung. "Berangkatlah."

    "Gamsahamnida oppa, sekali lagi aku minta maaf atas segala perbuatan ku pada kalian dulu. Terutama pada mu Sung-ya." Ucap Hyerin membungkuk. Kyuhyun dan Ae Sung mengangguk serta tersenyum.

    "Aku sudah memaafkan mu Hyerin-ssi. Semoga perjalanan mu menyenangkan." Balas Ae Sung dengan raut wajah ceria meski air mata mengalir deras membasahi pipinya.

    Hyerin melangkah pergi meninggalkan Kyuhyun dan Ae Sung. Keduanya nampak bingung dengan sikap mereka sendiri pada Hyerin. Pikiran negatif tentang Hyerin sebenarnya sempat menghantui Ae Sung, ia takut Kyuhyun akan meninggalkannya dan kembali kepada Hyerin lagi. Kyuhyun menoleh ke samping, melihat sang istri yang masih memandangi kepergian Hyerin.

    "Kau percaya sekarang?" Tanya Kyuhyun tiba-tiba. Ae Sung menoleh seketika.

    "Mwo?"

    "Aku hanya mencintai mu." Kyuhyun meraih kedua tangan Ae Sung, menggenggamnya dengan erat. "Just One! Cho Kyuhyun hanya mencintai Cho Ae Sung seorang." Lanjut Kyuhyun dengan penuh penekanan disetiap katanya. Ae Sung mengangguk pelan, bisa dilihat dengan jelas. Butiran bening itu kembali mengalir dengan derasnya.

    "Don't cry honey." Kata Kyuhyun lembut seraya menghapus air mata yang membasahi pipi Ae Sung.

    Tangan Ae Sung terangkat mengenggam tangan Kyuhyun yang menyentuh pipinya. Mengecup tangan namjanya itu dengan penuh kasih. "Aku percaya." Ucap Ae Sung yakin.

    "Aku tau itu. Cah. Berhentilah menangis! Kita kembali ke hotel." Ajak Kyuhyun merangkul Ae Sung.


    TBC


    Hua.. Lama ya?? Mianhaeyo..
    Ngpost lama dan hasilnya mengecewakan. Yaah saya sadar..


    RCL^^

    Gomawo Yura Eonni..

    Ads Here